kumpulan peribahasa lengkap part 3 - Hallo sahabat Hanungku, Pada postingan saya kali ini yang berjudul kumpulan peribahasa lengkap part 3, semua telah saya tulis dibawah untuk kepuasan pembaca blog ini. Mudah-mudahan isi postingan dapat anda pahami dan semoga disukai ya.
sumber perinahasa ini adalah peribahasa.net
Oke, Demikian postingan mengenai kumpulan peribahasa lengkap part 3 salam sukses untuk kita semua.
kumpulan peribahasa lengkap part 3
sumber perinahasa ini adalah peribahasa.net
Belum sekuku. Amat sedikit. |
Belum tahu di masin garam. Belum ada pengalaman. |
Belum tahu laba rugi. Belum tahu baik buruk. |
Belum tahu lagi, ayam sedang berlaga (= disabung). Belum ada keputusan. |
Belum tegak hendak berlari. Melakukan sesuatu tidak menurut aturan yang biasa. |
Belum tuarang panjang, buah sengkuang sebesar betis. (tuarang = musim kemarau.) kabar angin yang dilebih-lebihkan. |
Belut jatuh ke lumpur. Senang sekali. |
Belut kena ranjau (= getah). Sepandai-pandai orang, ada kalanya salah juga. |
Belut pulang ke lumpur. Kembali ke asalnya. |
Bembam bukan terung. Menceritakan kelebihan diri sendiri; tidak dapat diperlakukan dengan sesuka hati. |
Benang arang orang jangan dipijak. Jangan mencabuli rumah tangga orang. |
Benang bercerai-cerai bukannya kain, dek rapat tetal tenunan kain, jarum pun tidak menelusnya. (tetal = padat; telus = celus.) Ketangguhan bersatu padu. |
Benci akan mencit seekor, rengkiang disunu. (mencit = tikus; rengkiang = lumbung; sunu = bakar.) Sebab takut akan bahaya yang kecil keuntungan yang besar dibuangkan. |
Bengkok batang bengkoklah bayangnya. Mengikut ajaran yang salah. |
Berair kerongkongan. (kerongkongan = pembuluh nafas.) Mendapat rezeki. |
Beraja di hati, bersultan di mata. Menuruti kehendak hati sendiri. |
Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian; bersakit-sakit dulu, bersenang-senang kemudian. Supaya mendapat kesenangan kelak, harus berani bersusah payah dahulu. |
Beralih kain di balik rumah; beralih cakap di balik lidah. Tidak menepati janji. |
Beranak kandung, beranak tiri: ada bersudu daun labu, ada bersudu daun lalang. Sikap yang tidak adil. |
Beranak tiada berbidan. Mendapat kesusahan (kecelakaan dan sebagainya) karena salahnya sendiri. |
Berani hilang tak hilang, berani mati tak mati. Siapa yang berani akhirnya akan menang juga. |
Berani karena benar, takut karena salah. Bertindak karena berada di pihak yang benar. |
Berani menjual berani membeli, berani pegang berani tanggung. Barang siapa berani menganjurkan, harus berani mengerjakannya. |
Berani senduk pengedang, air hangat direnanginya. (senduk pengedang = senduk pencedok air panas dari periuk.) Berani dengan membuta tuli. |
Berapa berat mata memandang, berat juga bahu memikul. Berapa susah kita melihat kesusahan orang lain, terlebih susah juga orang yang menderita kesusahan itu. |
Berapa panjang lunjur, begitulah panjang selimut. Berbuat sesuatu hendaklah menurut kesanggupan diri sendiri. |
Berapalah besar dan dalam laut Kalzum, besar dan dalam lagilah dada manusia. Hati manusia tak dapat diduga. |
Berapalah tajam pisau parang, tajamlah lagi mulut manusia. Mulut itu lebih tajam daripada senjata. |
Berarak ke tebing. (berarak = berjalan.) Selalu merasa khuatir. |
Berarak tidak berlari. Bekerja bersama-sama yang menggirangkan hati. |
Berat beban yang sedikit dek hati sakit. Kerja yang dipaksa biar berapa ringan sekalipun akan terasa berat juga. |
Berat hati beratlah tulang. Pekerjaan yang dilakukan dengan enggan akan terasalah beratnya. |
Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Suka duka sama-sama ditanggung. |
Berat sepikul, ringan sejinjing. Baik buruk sama-sama dipikul; bekerja gotong-royong. |
Berbalik-balik bagai kuda tercirit. Perkara yang sudah diputuskan, kemudian ditimbulkan kembali. |
Berbaur bagaikan muntah, bercerai bagaikan demam. Sanak saudara, bila jauh selalu terkenang tetapi bila dekat selalu bertengkar. |
Berbaur pangkal perceraian. Jika terlalu karib mudahlah timbul perselisihan. |
Berbelok kucing main daun. Kehebatan rupa seseorang. |
Berbenak ke empu kaki. Tidak peduli baik atau jahat. |
Berbilang dari esa, mengaji dari alif. Jika mengerjakan sesuatu hendaklah dimulai dari permulaan. |
Berbisik kedengaran, berimbau kelampauan. Jarak yang sangat dekat. |
Berbuat di alang tahun, belayar di luar musim. (alang = tengah-tengah; berbuat = maksudnya: turun ke sawah atau ke ladang.) Mengerjakan sesuatu bukan pada waktunya. |
Berbuat kerja seperti Mak Judai. Selalu membengkalaikan pekerjaannya. |
Berbuat kerja seperti yajud wa majud. (yajud wa majud = suku bangsa yang akan membinasakan dunia apabila telah hampir kiamat.) Seseorang yang bekerja setengah jalan karena malas atau karena kesibukannya. |
Berbudi bagai pisang lebat. (berbudi = maksudnya: menggahkan diri.) Seseorang yang beroleh bencana karena menggahkan dirinya. |
Berbukit di balik pendakian. Kesusahan yang silih berganti. |
Berbulu mata melihat. Sangat benci. |
Berbunga sama berbunga: yang lain berbuah, dia tidak. Mengandung tetapi selalu keguguran. |
Berbunyi batu berbunyilah dia. Tidak dapat berkata-kata karena tembelangnya sudah pecah. |
Bercabang bagai lidah biawak. Tidak dapat dipercayai barang katanya. |
Bercabik kulit belumlah tentu, bercabik kain bolehlah. Belum dapat diharap dengan kerja yang susah-susah. |
Bercakap memandang-mandang, silap lidah jiwa hilang. Memperkatakan sesuatu hal orang lain hendaklah berhati-hati. |
Bercampur dengan orang pemaling, sekurang-kurangnya jadi pencecak. (cecak = copet.) Bercampur dengan orang jahat, lama-kelamaan kita akan menjadi jahat pula. |
Bercermin di air keruh. Mencontohi perbuatan yang kurang baik. |
Bercintakan geliga di mulut naga. Mengharapkan sesuatu yang mustahil. |
Berdenah tidak, terpeluk sarang tabuhan. Mendapat kesusahan (kecelakaan) karena takut akan sesuatu yang sebenarnya tidak patut ditakutkan. tabuhan = tebuan. |
Berdengking si tua memekik, mustahil akan menggigit jema. (si tua = harimau; jema = orang.) Orang yang terlalu marah serta berteriak-teriak, biasanya tidak sampai mempergunakan tangan akan memukul. |
Berdiang di abu dingin. Tidak memperolehi pertolongan daripada saudara sendiri, ketika dalam kesusahan, karena ia juga dalam keadaan yang serupa; tidak mendapat suguhan waktu bertamu di rumah orang lain. |
Berdikit-dikit, lama-lama menjadi bukit. Cermat. |
Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Sama setaraf. |
Berdua mendatangkan perbantahan. Tidak mungkin timbul perselisihan kalau hanya seorang diri. |
Berdua terkunci, bertiga terbuka. Rahasia hanya dapat disimpan di antara dua orang saja. |
Berebut temiang hanyut, tangan luka, temiang tak dapat. (temiang = sejenis buluh tipis.) Berkelahi merebutkan sesuatu barang: barangannya tak dapat, badan luka-luka. |
Berek-berek laga siang, malam sekelelapan. (berek-berek = burung yang suka berkawan-berkawan; sekelelapan = tidur bersama-sama.) Dua golongan yang lahirnya selalu berselisih tetapi batinnya semuafakat. |
Beremas kemas, berpadi menjadi. Orang yang mampu (= kaya, berilmu) segala maksudnya mudah tercapai. |
Berendam di tempayan pekasam. Duduk berleka di rumah perempuan jahat. |
Berendam sesayak air, berpaut sejengkal tali. Hidup dalam kemelaratan. |
Berenyai bak hujan pagi. Bekerja atau bercakap lambat-lambat. |
Bergalah ke hilir tertawa buaya, bersuluh di bulan terang tertawa harimau. Membuat pekerjaan yang sia-sia. |
Bergantung (di) rambut sehelai. Dalam keadaan yang sangat berbahaya. |
Bergantung pada akar lapuk. Berharapan kepada orang yang tak berkuasa. |
Bergantung pada tali rapuh. Menyandarkan hidupnya pada orang (jabatan, pekerjaan dan sebagainya) yang kurang kuat atau tidak tetap. |
Bergantung tidak bertali. Hal seorang yang menjadi gundik yang tidak sah atau yang telah ditinggalkan suaminya tetapi belum ditalak. |
Bergedang air orang. Pekerjaan yang memberi untung kepada orang lain. |
Bergelanggang di mata orang banyak. Terang atau nyata sekali. |
Bergurindam di tengah rimba. Menunjukkan kepandaian di depan orang yang bodoh. |
Berguru kepalang ajar, bagai bunga kembang tak jadi. Pelajaran yang tiada sempurna dituntut, tiadalah akan mendatangkan faedah. |
Berhadap kasih mesra, balik belakang lain bicara. Tidak teguh janji. |
Berhakim kepada beruk. Minta pertimbangan (keadilan dan sebagainya) kepada orang yang tamak, niscaya akan merugi. |
Berhambakan tangan, bersaksikan mata, berhakimkan hati. Berfikirlah dulu dengan masak-masak sebelum membuat sesuatu perkara. |
Berhampar lapik, berlicin daun. Bermuafakat mencari penyelesaian yang baik dengan setulus-tulus hati, tidak ada menyembunyikan perasaan-perasaan yang buruk. |
Berhanyut ke hilir mengepit kemudi sajalah. Sesuatu pekerjaan yang dikerjakan oleh orang pandai (= rajin) maka tidaklah payah diawasi terlalu sangat. |
Berharga di atas rupa, bercupak di atas tumbuh. (di atas rupa = melihat rupa; bercupak di atas tumbuh = adat diisi apabila sesuatu mengenai adat itu terjadi.) Tiap-tiap sesuatu hendaklah pada tempatnya. |
Berhati baja, berurat kawat. Tabah dan keras hati. |
Berhubung karena hendak panjang, berkampuh karena hendak lebar. Perhubungan kekeluargaan melalui perkawinan. |
Beriak tanda tak dalam, bergoncang tanda tak penuh. Orang yang sombong, besar cakap tidak berisi. |
Berinduk semang kepada janda, bagai dokoh tali anjing. Orang yang masih membuat perhubungan dengan jandanya ialah suatu perbuatan yang dicerca oleh orang ramai. (dokoh = perhiasan leher; induk semang = perempuan yang punya rumah tempat orang menumpang; orang yang memberi pekerjaan.) |
Berjalan dari pintu belakang. Tidak jujur, tidak menurut aturan yang sah. |
Berjalan jauh banyak dilihat. Banyak pengalaman kalau bepergian ke mana-mana. |
Berjalan peliharakan kaki, berkata peliharakan lidah. Hendaklah selalu beingat-ingat dalam melakukan sesuatu pekerjaan. |
Berjalan sampai ke batas, belayar sampai ke pulau. Sesuatu usaha hendaklah dikerjakan sampai selesai. |
Berjanjang naik, bertangga turun. Menurut derajat (darjat) dan kedudukan masing-masing; menurut aturan yang lazim. |
Berjarak serasa hilang, bercerai serasa mati. Sangat rindu; sangat berkasih-kasihan. |
Berjual pisang kepada monyet. Berjual dengan memberi hutang. |
Berjumpa dengan putih, terlesi sangat. Tidak berasa puas dengan sesuatu yang telah diperoleh. (lesi (lesih) = terlalu putih.) |
Berkain tak cukup sebelit pinggang. Kemiskinan yang amat sangat. |
Berkandilkan bulan. Tidak mempunyai rumah tempat tinggal. |
Berkata siang melihat-lihat, berkata malam mendengar-dengar. Jika hendak membicarakan sesuatu, harus berhati-hati jangan sampai menyinggung perasaan orang. |
Berkata-kata dengan lutut. Berkata-kata dengan orang yang bodoh. |
Berkaul kepada (= ke tempat) keramat. Meminta sesuatu hendaklah pada tempatnya. |
Berkayuh sambil bertimba. Sekali melakukan pekerjaan dua tiga maksud tercapai. |
Berkayuh sampan bocor. Kehidupan yang sangat melarat. |
Berkelahi dalam kepuk. Sesuatu perkara yang sulit diselesaikan (susah dan sukar). |
Berkelahi dengan orang tak berambut. Berselisih dengan orang yang kurang sempurna akalnya. |
Berkelahi di dalam mimpi. Berlelah-lelah dengan sia-sia saja. |
Berkelahi di ekor alahan. Memperbantahkan sesuatu yang tidak penting atau yang sudah diselesaikan. (alahan = bekas alur sungai, bendungan.) |
Berkelahi di hujung batang, berbaik di pangkal batang. Orang berkelahi atau bertengkar yang akhirnya berbaik kembali. |
Berkelahi dulu pendapatan, berkelahi kemudian kerugian. Fikirkan masak-masak, sebelum berbuat sesuatu supaya jangan menyesal. |
Berkelahi seperti labah-labah dalam gelas. Perkelahian yang sangat hebat di tempat yang sangat sempit. |
Berkemudi di haluan, bergilir ke buritan. Orang yang menurut nasihat atau perintah anaknya (isterinya, orang sebawahannya dan sebagainya). |
Berkepanjangan bagai agam. Perbuatan atau perkataan yang tidak ada hujungnya. |
Berkeras tidak berkeris. Bertindak keras tetapi tidak mempunyai kekuatan untuk mempertahankan dirinya. |
Berkerbau seperempat ekor, berkandang sebagai orang. Orang miskin yang berkelakuan seperti orang kaya. |
Berkering air liur. Nasihat yang sia-sia. |
Berketak ayam di darat, bersenyap-senyap mutiara di laut. Orang bodoh suka menunjukkan kerja yang dibuatnya, tetapi orang yang bijaksana membuat kerja hanya dengan diam-diam saja. |
Berketak ayam mandul; orang berketak ia berketak, orang bertelur ia tidak. Orang yang bernasib malang, walau bagaimanapun meniru orang lain, tetapi nasibnya tetap tidak berubah. |
Berketak ayam, tahu akan bertelur atau tidak. Orang yang bijaksana itu, apabila mendengar orang bercakap, tahu ia benar atau bohong, berilmu atau tidak. |
Berketak dulu sebelum bertelur. Bersuka-ria dan bermegah-megah karena mengharapkan keuntungan daripada sesuatu pekerjaan yang belum dilakukan. |
Berketuk (= berkotek) di luar sangkar, bertanam di luar pagar. Memajukan keterangan dan sebagainya sesudah perkara diputuskan. |
Berketuk ayam dalam telur. Anak-anak atau orang bodoh yang turut merundingkan sesuatu perkara yang tidak diketahuinya. |
Berkokok di luar gelanggang, bila ke tengah menyusup di bawah kelengkang. Bercakap besar di belakang tetapi bila berhadapan mengaku kalah. |
Berkuah air mata. Selalu menderita susah. |
Berkuah sama menghirup, bersambal sama mencolek. Persahabatan yang sangat karib. |
Berkuak pedang, berbelah buluh. Membahagi-bahagikan harta pencarian karena bercerai atau putus persaudaraan. |
Berkubu sebelum alah. Berjaga-jaga sebelum mendapat kesusahan. |
Berlaki anak semang. (anak semang = orang gajian.) Perempuan yang buruk kelakuannya. |
Berlidah di lidah orang. Hanya menurut apa yang dikatakan orang. |
Berlindung di balik telunjuk. Rahasia yang tak dapat disembunyikan. |
Berlurah di balik pendakian. Ada sesuatu maksud yang tersembunyi di sebalik sesuatu perbuatan, perkataan dan sebagainya. |
Bermain air basah, bermain api letur, bermain pisau luka. Tiap-tiap perbuatan atau pekerjaan akan meninggalkan akibatnya. |
Bermain-main dengan kerbau, dilontarnya muka dengan ekornya. Berkawan dengan orang bodoh, tentu menanggung kerugian. |
Bermata mata kayu, bertelinga telinga kuali. Tiada menaruh perhatian kepada apa yang dilihat dan didengar. |
Bermayang-mayang menjadi mumbang. Selalu mengandung tetapi tidak pernah mendapat anak karena keguguran atau anaknya itu mati. |
Bermimpi mendapat emas, takkan membuat pura; bermimpi mendapat padi, takkan membuat lumbung. Menasihati supaya membuat perdamaian dalam sesuatu perselisihan, pandanglah perselisihan itu seperti mimpi yang tak dapat diterima sebagai suatu kenyataan. |
Berminyak biar lecah (= licin). Janganlah kepalang tanggung dalam melakukan sesuatu pekerjaan. |
Berminyak tak licin. Setengah-setengah tidak sampai selesai. |
Bermulut di mulut orang. Hanya menurut apa yang dikatakan orang. |
Bernafas keluar badan. Lebih percaya kepada pendapat orang lain daripada pendapatnya sendiri. |
Berniaga buluh kasap, hujung hilang pangkal lesap. Membuat pekerjaan yang sia-sia. |
Berniaga di hujung lidah. Orang pandai yang tak jujur, suka menipu dan sebagainya. |
Beroja berpegang ekor. (beroja = menggalaki.) Kepercayaan yang setengah hati. |
Beroleh (= mendapat) hidung panjang. Mendapat malu. |
Beroleh lumpur di tempat yang kering. Mendapat kesusahan yang tidak tersangka-sangka. |
Beroleh sehasta hendak sedepa. Diberi sedikit lalu hendak minta banyak. |
Berpatah arang berkerat rotan. Memutukan tali persahabatan (persaudaraan). |
Berpaut sehasta tali. Tidak dapat berbuat sekehendak hati. |
Berpaut tidak bertali. Belum putus perkaranya; belum diberi surat cerai (tentang perempuan yang minta cerai). |
Berpesan berturuti, harap ada percaya tidak. Mempercayai sesuatu kepada seseorang tetapi tidak dengan sepenuh hati. |
Berpindah ke balik papan. Meninggal dunia. |
Berpusing-pusing seperti baling-baling. Kehidupan yang tiada tetap. |
Berputik dulu baru berbunga, buahnya jarang dimakan beruk (= monyet). Perempuan yang hamil sebelum kawin. |
Bersahabat dengan juara, selilit benang bulang tahu juga. Apabila jahat, lama-kelamaan kita akan menjadi jahat pula. (benang bulang = benang pengikat taji ke kaki ayam yang akan disabung.) |
Bersaksi ke lutut. Minta pertimbangan kepada orang yang bodoh; sahabat atau sanak saudara dijadikan saksi. |
Bersalai tidak berapi. (salai = dipanaskan atau dikeringkan.) Perempuan yang belum bersuami, tetapi sudah mengandung. |
Bersandar di batang rengas, gatallah badan. Orang yang berhampiran dengan raja atau orang besar yang zalim, akhirnya ia sendiri mendapat kesusahan. |
Bersandar dilemang hangat. Berlindung kepada orang yang zalim, binasalah akhirnya. |
Bersarak serasa hilang, bercerai serasa mati. Sangat rindu; sangat berkasih-kasihan. (sarak = pisah.) |
Bersawah seperempat piring, ke sawah sama dengan orang. Orang miskin yang berkelakuan seperti orang kaya. |
Bersawah sepiring tidak, 'kan tempat sepasin bertanya. Kemiskinan yang amat sangat. (sepasin = binatang yang akan menjadi sepatung.) |
Berseleleran bagai getah di lalang. Percakapan atau pembicaraan yang tidak keruan. |
Berselimut kain cukin; ditutup kepala kaki terbuka, ditutup kaki kepala terdedah. Serba tak cukup (miskin). (cukin = kain basahan atau kain kecil penutup dada waktu makan.) |
Oke, Demikian postingan mengenai kumpulan peribahasa lengkap part 3 salam sukses untuk kita semua.
kumpulan peribahasa lengkap part 3
- Berkomentarlah yang bijak
- Mohon untuk tidak spam
- Mohon untuk tidak menaruh link promosi